VISI - MISI KAMI

3/24/16

It takes a whole village to raise one child

Ada Sebuah Peribahasa Afrika “It takes a whole village to raise one child" yang berarti membesarkan seorang anak adalah usaha bersama sebuah komunitas/kampung, suka atau tidak, sadar maupun tidak sesungguhnya sebuah komunitas memberikan dampak pada seorang anak dalam komunitas tersebut selain orang tua, paman-bibi, kakek-nenek dan saudara-saudara sepupu, baik secara positip maupun negatip, perjuangan kami membesarkan anak-anak pantiasuhan tidaklah ringan, para pengasuh yang datang selain melayani anak-anak sebaliknya juga banyak belajar dari anak-anak kami untuk sabar dan mengasihi, didalam semua hal kami sungguh bersyukur bahwa Tuhan mengijinkan semuanya untuk kebaikan anak-anak kami agar mereka bertumbuh mengatasi semua tantangan komunitas ini dan sungguh kami berdoa agar mereka menjadi generasi baru pemimpin yang memberkati dan mengubah kepulauan Nias menjadi lebih baik dimasa mendatang, tantangan lingkungan adalah salah satu tantangan terbesar, misalnya mereka kami latih berjalan kaki ke sekolah pulang pergi (kurang dari 900 meter dari pantiasuhan) kadang ditemani pengasuh kadang tidak, ada saat-saatnya mereka dipukulin dan ditendang oleh anak-anak nakal di tengah jalan bahkan diejek dan diganggu oleh pemuda-pemuda berandalan, namun mereka tidak membalas namun mereka berdoa untuk anak-anak yang menganiaya mereka dijalan.
Mereka sedang belajar menyadari sejak dini masalah dalam masyarakat, mereka mengamati dan turut berdoa agar ada penampungan bagi orang gila yang sering ditemui mereka di jalan sampai beberapa tahun kemudian Tuhan jawab dengan panti rehabilitasi orang gila dan narkoba yang dirintis oleh seorang hamba Tuhan yang dipanggilNya dari Sumatera.



anak-anak antusias mengunjungi dan mendoakan orang gila di panti Rehabilitasi Yayasan Pemulikan Kasih Bangsa Nias



the kids with the insane peoples

Dalam perjalanan pergi atau pulang dari sekolah kadang mereka melihat orang kaya dan miskin yang lapar dan memerlukan makanan, dan lihat betapa sukacitanya mereka ketika diberi kesempatan membantu menanam di promiseland, karena telah belajar “kalau tidak bekerja jangan makan” bahkan mereka rindu mencukupkan makanan mereka sendiri bahkan mereka rindu memberi makan yang lapar, walau masih dalam keterbatasan pengertian sebagai kanak-kanak


Suasana mengolah tanah pantiasuhan di promiseland

Kami sedang menyiapkan lahan dengan traktor mini dan anak remaja panti sedang memotong ilalang




Children collect the hays

Kutu-kutu dirambut teman sekolah mereka yang terbang dikepala mereka mengajar mereka saling mengurus kepala temannya bahkan pengasuh-pengasuh yang datang mengajar mereka,


Anak-anak saling mencari kutu bahkan pengasuhnya yang kena kutu dari mereka
Lingkungan pantiasuhan yang tidak menyediakan tempat pembuangan sampah membuat mereka kuat membawa sampah bahkan bertahun-tahun menggali tanah dan mengubur sampah ditanah pantiasuhan. (pemda belum berhasil menyediakan tempat pembuangan sampah yang memadai), dan beberapa kali anak-anak mulai terbiasa membersihkan tempat yang kotor tanpa disuruh, seperti saat mengantar tamu pulang, seorang anak kami masuk toilet dan merasa toilet bandara tidak bersih, otomatis tanpa disuruh mulai membersihkan toilet bandara (seorang sahabat yang datang ke nias sempat menangkap momen ini)

Seorang anak pantiasuhan yang kami ajak mengantar tamu yang pulang, sempat masuk ke kamar mandi bandara Binaka dan otomatis tanpa disuruh membersihkan kamar mandi tersebut (tertangkap kamera seorang sahabat yang datang)


Cleaning Binaka Airport toilet

Anak-anak membuang sampah ke tempat penampungan sementara walaupun tidak ada tempat sampah yang disediakan pemda (telah hilang entah kemana)


throw garbage in temporarly place

ketiadaan air PAM (terabaikannya menyediakan air PAM oleh Pemda) membuat mereka berdoa untuk air hujan dan sungguh kami menyaksikan sering Tuhan menjawab dengan segera dengan curahan hujan dari langit, atau Tuhan punya sesuatu yang lebih baik yakni mengajar mereka menghargai air (menghemat, mengangkat air. Kemarin saya mengajar mereka pelajaran baru melalui pelajaran membersihkan sampah di pemandian umum seperti cerita berikut ini) :



take water from public bath




Put thewater tank to the car

the Public bath

Sesekali anak-anak juga perlu mencuci baju dan mandi waktu kemarau di pemandian umum tak terlalu jauh dari pantiasuhan, membuat saya dan anak-anak menyadari betapa kotornya tempat tersebut, betapa tak bersyukurnya yang memakai pemandian umum dengan gratis karena sumbangan tempat mata air disamping rumahnya sebuah keluarga (Ina Rina) dan dibuatkan bak oleh bank Danamon sebelum gempa 2005, pengunjung dengan seenaknya membuang bungkus shampo, sabun, deterjen, plastik kresek, bungkus makanan/snack, kain robek dll, sehingga selama bertahun-tahun menumpuk menutupi saluran air bahkan menimbulkan genangan yang menjadi sarang nyamuk bagi keluarga penyumbang, walau sudah ditegur dan diperingatkan berkali-kali (bahkan ada papan pengumumannya) tetap saja seenaknya membuang sampah, akhirnya saya mengajak semua anak-anak pantiasuhan untuk membersihkan semua sampah-sampah tersebut sampai benar-benar bersih,sungguh perjuangan yang tidak mudah untuk sampah basah yang sudah tertumpuk bertahun-tahun dan dilakukan oleh anak-anak kecil bersama saya,didikan kami bertahun-tahun untuk menyapu, mengepel, mengambil dan membuang sampah mulai menampakkan hasilnya, dalam waktu tidak terlalu lama semua sampah disapu bersih, betapa bersyukurnya ibu pemilik tanah yang terberkati oleh kami, sampai ia membelikan makanan kecil buat anak-anak,ia sempat bertanya kesaya mengapa kalian lakukan ini? saya bilang kami telah memakai air disini dan sekarang liburan sekolah dan kami mau belajar bersyukur dan bertanggung jawab walau bukan kami yang membuang sampah disini, selain itu kami mengajar anak-anak tentang menjaga kebersihan lingkungan



the garbage with the man passed by

Walau telah ada papan pengumuman/peringatan tidak membuang sampah sembarangan, namun terbukti belum efektif mencegah hal ini, pemda juga belum berhasil menyediakan tong sampah apalagi mengangkut sampah dari tempat ini, semoga ada perubahan dimasa mendatang


The garbage in the Public Bath

Our Children start to pickup garbage

All the children take parts in cleaning garbage

Put the garbage in sacks

Pick up the last garbage

Sweep the last garbage




 At last bring all the garbage to garbage place- need more than 10 sacks and 2 hours and 3 time to take by car

Anak-anak sempat bertanya kepada saya mengapa mereka dipermalukan dan diketawain dan diejek beberapa orang dewasa yang kebetulan sedang mandi disana? saya katakan jangan malu karena berbuat baik, bukankah diantara banyak yang tak bersyukur masih Tuhan sisakan seorang ibu yang sadar dan ikut membantu menuangkan air untuk membersihkan tangan mereka yang kotor setelah mengambil semua sampah yang lebih dari 10 karung besar tersebut? sungguh senang bisa dipercaya diberi kesempatan dan dipercayaNya untuk terlibat dalam proses ini, sungguh benar perkataan seorang bijak, bahwa butuh sepuluh tahun menanam sebuah pohon, dan butuh seratus tahun untuk menanam manusia (sebuah generasi baru), semoga Tuhan memberi umur yang cukup buat saya untuk menyelesaikan bagian saya, amin

1/18/16

VISIT FROM FRIEND FAR AWAY

Thank you pastor Daniel Friesen from Eskimo one of the coldest place on the earth near north pole, they have been blessings to all kids in the orphanage , and also pastor Liza Morante from Phillipines (15-18 Jan 2016), they both add to the list of the missionaries from around the world that moved by our Lord Jesus to visit us, they came to ministry to the kids, play with the kids and preach in 2 churches in Nias island praise the Lord our almighty God
Senta Leo's photo.







The Kids Listening to Pastor Daniel & Liza sharing

5/14/15

KINGDOM BUILDER

"Crying in the rain" or "Laughing in the Storm" ?, sometime we are like crying in the rain, when no one understand our struggling in Promiseland (Nias island) in this 10 years, but actually all of the time we are more than conquerer, we are now "Laughing in the Storm", "To every thing there is a season, and a time to every purpose under the heaven: A time to be born, and a time to die; a time to plant, and a time to pluck up that which is planted; (Ecc 3:1-2), In 14 May 2015 , we face quite big waves when heading to asu island (one of the outer island of West Indonesia) in just small boat, cruising big Indian Ocean, our small boat machine (single without backup) died 2 times, but we still laughing at the wave and we know that He is with us nothing to worry, nothing to fear, after reaching the Asu island we enjoy the beauty of the beach and snorkling at the magnificent reef with lots of colourfull fish, and the most important was sharing, praying and caring for the kids of Asu, Hinako, Bawa, Bogi islands, Jesus give us chance to support their school and disciple them to become true disciple of Christ, thanks to our Father in Heaven for He has give us good works in advance for HIS GLORY Alone (Ephesians 2:10),It is indeed great Honour to serve HIM, proud with Rebecca Gho and Yuan Loe our obedient sister in Christ that assist, thanks to Bro Henry Bonito for the pictures
" They that sow in tears shall reap in joy" (Psalm 126:5)


1/1/15

Daily Activities in Orphanage

Daily activities in Kingdom Children Home Orphanage (KCH-API), full of hope and joy, Merry Christmas 2014 and Happy new Year 2015 to all friends, your prayer and support made us know that we are also loved by Father in Heaven, A meaningful life is not being rich, being popular, being highly educated or being perfect ... it is about being real, being humble, being able to share ourselves and touch the lives of others. It is only then that we could have a full, happy and contented life, that is very true, hope we all in our Journey realize this, in the end of year 2014, where luck & surprise/disaster still happen and can happen anytime, it is time to reflect make a new resolution in our life. Pray you all have a true successfull & Contented life in Year 2015 !

10/1/14

Be content in Our Live is the Important Lesson in Orphanage

We are proud of ourself although we do not have much, because we are loved by our Father in Heaven, learned to be content in ourlife is important lesson in Abdi Pusaka Indonesia Orphanage
as long as the Children being loved and taken care of they are easyly be content, not because of expensive toys or fancy dresses etc

6/10/14

Activity in June 2014 Holiday

When all the children in Orphange enjoy their long holiday, they do many activities, Playing - Singing - Memorizing Bible Words and etc, this in the video taken by us, hopefully bless whosoever watch this video
the video link is as follows :
https://www.youtube.com/watch?v=m1fZAf8fP1g


6/12/13

New Kid coming to the Orphanage


Abdi Pusaka Indonesia Orphange (Kingdom Children Home) again welcoming a new boy name Fataro Hia, his Mother died a few years ago and his father can not afford the living and have to go out of the island to seek for a living by becoming a worker in CPO Plantation in Riau, we decided to take this boy, so that can be taken care and educate well in the orphanage.






 All the kids grow taller and pass the examination in school and now entering new higher class, running to new and bright future, 21 children in our orphange continue to be teach and disciple to form Christ character in them